Assalamualaikum wr. wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Apakabar sobat blogger?? Baik-baik saja kan. Kembali lagi dimalam ini saya mempostingkan artikel mengenai 'cara menghindari gosip ala Islam'. Memang zaman sekarang kita tidak dapat terlepas dari yang namanya gosip, baik di lingkungan sekitar maupun di media elektronik seperti televisi. Kita bisa melihat di televisi, di setiap channel TV, semua menyajikan infotaiment alias gosip. Yang mau tidak mau kita harus melihat dan mendengar acara tersebut setiap hari, bahkan bisa dibilang hampir setiap waktu. Baik itu diwaktu pagi, siang, sore bahkan lanjut lagi malam hari. Wah ... Kayaknya siaran di pertelevisian nasional kita itu, tiada hari tanpa siaran gosip.
Padahal Infotainment itu telah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena siaran yang ditanyangkan lebih pada gosip yang banyak mengandung gibah bahkan fitnah. Tetapi orang Indonesia itu sepertinya kalau tidak ada siran Infotaiment alias gosip, bagaikan sayur tanpa garam katanya. Ada yang kurang gitu. Tetapi ada juga loh gossip yang diperbolehkan (masih ada juga ternyata gosip yang diperbolehkan). Lalu, kapan gossip itu diperbolehkan? Dan bagaimana gossip yang diperbolehkan itu?
Menurut Ustadz Qamaruddin, penulis buku Keajaiban Istigfar, gosip diperbolehkan jika mengandung tujuan dan alasan yang benar sesuai syariat. Selain itu, kata dia, gosip dibolehkan bila bertujuan untuk tabayun --mengklarifikasi permasalahan.
Ia bercerita tentang kisah Umar bin al-Khattab ketika berbincang mengenai kabar bahwa penguasa Ghassan sedang mempersiapkan pasukannya untuk menyerbu kaum Muslim. Tiba-tiba rumahnya diketuk keras-keras oleh seseorang yang tak dikenal. Dengan penuh tanda tanya, Umar bergegas membukakan pintu. Dia mendapati tetangganya sendiri, seorang Anshar dari keluarga Umayah bin Zaid yang baru pulang dari mengikuti pengajian Nabi SAW.Tetangganya tersebut memberikan kabar bahwa Nabi SAW menceraikan semua istri-istrinya.
Keesokan harinya Umar menghadap Nabi dan bertanya tentang kabar yang ia dengar dari tetanggganya bahwa Nabi telah menceraikan istri-istrinya. Sambil menegakkan kepalanya dan menatap Umar, Nabi mengatakan tidak. Akhirnya Umar mengetahui bahwa Nabi hanya bersumpah untuk tidak mengumpuli istri-istrinya selama sebulan. Menurut Qamar, hal itu adalah contoh gosip tabayun yang diperbolehkan.
Ustadz penulis buku 'Keajaiban Salawat' itu juga memberikan terapi dan tips agar seseorang terhindar dari gosip yang berdampak pada ghibah dan fitnah. Ini dia tips-tips supaya kita bisa terhindar dari gosip yang bisa merusak akidah kita :
Pertama, ia menyarakan untuk membiasakan berpikir sebelum berbicara. Rasulullah SAW, biasanya memberi jeda sesaat untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan orang. Renungkan pula bahwa gosip negatif tak sedikitpun mengundang manfaat, malah dapat menghancurkan jalinan persaudaraan, menumbuhsuburkan kebencian, dan menghilangkan rasa kasih sayang.
Kedua, berbicara sambil berzikir. Yakni, selalu ingat kepada Allah. Ini agak berat, perlu pembiasaan dan latihan. Tapi, setidaknya, ingatlah bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat benci terhadap orang yang gemar bergunjing (QS 49:12). Suatu hari Jabir bersama Rasulullah. Tiba-tiba tercium bau bangkai yang busuk. Rasul SAW bersabada, “Tahukah kamu bau apa ini? Inilah bau orang-orang yang menggunjingkan orang lain.” (Tafsir bi al-Ma’tsur: 109).
Ketiga, tingkatkan rasa percaya diri. Orang yang tidak percaya diri suka mengekor perbuatan orang lain, sehingga ia mudah terseret perbuatan yang mengarahkan untuk bergunjing. Bahkan, ia pun berpotensi menyebarkan gunjingan, karena tak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri sehingga lebih senang memperhatikan, membicarakan, dan menilai orang lain
Keempat, buang penyakit hati. Kebanyakan gunjingan tumbuh karena didasari rasa iri dan benci, juga ketidakikhlasan menerima kenyataan bahwa orang lain lebih berhasil atau lebih beruntung. Kalau dirinya kurang beruntung, dia pun senang menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih sengsara daripada dirinya.
Kelima, posisikan diri. Ingatlah hadis Nabi, “Barang siapa membongkar-bongkar aib saudaranya, Allah akan membongkar aibnya. Barang siapa dibongkar aibnya oleh Allah, Allah akan mempermalukannya, bahkan di tengah keluarganya.”
Keenam, melek media. Sadarilah, acara-acara bernuansa gosip di televisi atau media lainnya hanyalah tawaran kesenangan dari para 'penjual kesenangan'. Saking sibuknya mencari kesenangan, mereka terlena untuk meraih udara kosong.
Demikian kiranya artikel ini saya postingkan, semoga ada manfaatnya untuk kita semua. Dan semoga kita dapat menghindari gosip-gosip yang dapat menimbulkan ghibah dan fitnah, agar kita terhindar dari azab Allah di Yaumil Akhir kelak. Akhirnya saya mohon Ampun kepada Allah Swt dan saya minta maaf kepada sobat blogger semua jika ada penyampaian postingan ini yang kurang berkenan di hati sobat blogger. Kita berjumpa lagi di Postingan saya selanjutnya. Insya Allah. Wassalamualaikum wr. wb.
Sumber tulisan dan gambar :republika.co.id, 5berita.com
Sign up here with your email
3 komentar
Write komentarNice artikel,tidak ada gibah yang halal..
ReplyGosip baik atau jelek sama aja dosanya.
betul tu mbak sarah ...tapi kalau kita mau menyampaikan suatu berita atau mengklarifikasi suatu maslah(tabayyun), itu diperbolehkan dalam Islam....
Replyartikel bagus
Replymampir ke Blog saya
Terima kasih telah berkomentar dan berkunjung ke blog ini, Insya Allah akan saya kunjungi balik..... ConversionConversion EmoticonEmoticon